Ku melihat air mata wanita di sini…
Ku bertanya mengapa wajah mereka berduka,
Rupanya duka mereka kerana…….
wang tidak cukup,
Harta tidak banyak,
teman lelaki, tunang, suami dan anak lari,
tersingkir dari pertandingan nyanyian,
serta kerisauan wajah mereka yang dimakan usia,
atau mungkin kulit wajahnya tidak sehalus wanita lain…
erm…begitu rupanya…
Nun di sana ku melihat pula wajah-wajah jernih yang tidak pernah dioleskan dengan bedak gincu melainkan air wuduk…
debu pepasir dan simen runtuhan bangunan yang sesekali melekat ke wajah…
Ku melihat sekeliling mereka bagai padang jarak…mereka keseorangan?
Di sisi mereka sekujur tubuh…
Airmata mereka telah kering…
Wajah mereka tenang…
Konfius ku, tiada perasankah wanita ini…
Wajah derita ini tenang berkata kami yakin janji Allah…
rakyat Palestin Syahid tidak mati tapi tapi hidup dan berada di suatu tempat mulia di sisi Tuhan…
Allah juga sudah berjanji kaum Kuffar matinya pasti neraka. Maka kami tidak gentar dengan mereka.
Sungguh kuat ikhtikadnya…
badai ujian yang hebat ini sedikit pun tidak merisaukan dan mengoyahkan aqidahnya akan qada qadar Tuhan..
Malah aku sungguh kagum akan kata-katanya iaitu : “jika saya mempunyai anak lagi akan saya pastikan beliau juga turut syahid bersama ayah dan adik beradiknya yang lain”
subhanaAllah MasyaAllah…sungguh menakjubkan jual belinya dengan Allah…
aku…bertanya diri…adakah aku masih ingin seperti wanita di sini???
Tidak aku tidak mahu…aku malu dengan sikap wanita di sini…
nyahlah wahai sikap mazmumah dalam diriku…
hidupku bukan untuk dunia…kenapa mahu tangisi dan bersedih dengan dunia?
Kerana pasti seluruh isinya akan musnah jua kembali menghadap Maha Pencipta.
Hadirlah wahai jiwa mahmudah…
Ya Allah hiasilah diriku dengan sifat mahmudah..
Aku ingin seperti wanita di sana, kebahagiaan mereka letaknya di akhirat pencariannya bukan untuk dunia…
jual belinya dengan Allah sungguh mahal…mampukah aku sepertinya???
Taburlah benih ilmu, siramlah wangian amal moga tuaiannya taqwa yang menjadi nilaian pandangan Ar-Rahman...
.:.pencarian muslimah mencari hakikat mukminah.:.
Ku bertanya mengapa wajah mereka berduka,
Rupanya duka mereka kerana…….
wang tidak cukup,
Harta tidak banyak,
teman lelaki, tunang, suami dan anak lari,
tersingkir dari pertandingan nyanyian,
serta kerisauan wajah mereka yang dimakan usia,
atau mungkin kulit wajahnya tidak sehalus wanita lain…
erm…begitu rupanya…
Nun di sana ku melihat pula wajah-wajah jernih yang tidak pernah dioleskan dengan bedak gincu melainkan air wuduk…
debu pepasir dan simen runtuhan bangunan yang sesekali melekat ke wajah…
Ku melihat sekeliling mereka bagai padang jarak…mereka keseorangan?
Di sisi mereka sekujur tubuh…
Airmata mereka telah kering…
Wajah mereka tenang…
Konfius ku, tiada perasankah wanita ini…
Wajah derita ini tenang berkata kami yakin janji Allah…
rakyat Palestin Syahid tidak mati tapi tapi hidup dan berada di suatu tempat mulia di sisi Tuhan…
Allah juga sudah berjanji kaum Kuffar matinya pasti neraka. Maka kami tidak gentar dengan mereka.
Sungguh kuat ikhtikadnya…
badai ujian yang hebat ini sedikit pun tidak merisaukan dan mengoyahkan aqidahnya akan qada qadar Tuhan..
Malah aku sungguh kagum akan kata-katanya iaitu : “jika saya mempunyai anak lagi akan saya pastikan beliau juga turut syahid bersama ayah dan adik beradiknya yang lain”
subhanaAllah MasyaAllah…sungguh menakjubkan jual belinya dengan Allah…
aku…bertanya diri…adakah aku masih ingin seperti wanita di sini???
Tidak aku tidak mahu…aku malu dengan sikap wanita di sini…
nyahlah wahai sikap mazmumah dalam diriku…
hidupku bukan untuk dunia…kenapa mahu tangisi dan bersedih dengan dunia?
Kerana pasti seluruh isinya akan musnah jua kembali menghadap Maha Pencipta.
Hadirlah wahai jiwa mahmudah…
Ya Allah hiasilah diriku dengan sifat mahmudah..
Aku ingin seperti wanita di sana, kebahagiaan mereka letaknya di akhirat pencariannya bukan untuk dunia…
jual belinya dengan Allah sungguh mahal…mampukah aku sepertinya???
Taburlah benih ilmu, siramlah wangian amal moga tuaiannya taqwa yang menjadi nilaian pandangan Ar-Rahman...
.:.pencarian muslimah mencari hakikat mukminah.:.
2 comments:
YA RABBI…, JANGANLAH ENGKAU PIKULKAN KEPADA KAMI APA YANG TAK SANGGUP KAMI MEMIKULNYA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Sesungguhnya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (QS. Al Baqarah. 286).
Oleh karena itu, berdo`alah kepada Allah (kelanjutan dari ayat di atas): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir***". (QS. Al Baqarah. 286).
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir***. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5).
"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir***". (QS. Ali ‘Imran. 147).
“Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim”, (QS. Yunus. 85).
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali ‘Imran. 8). Semoga Allah mengabulkan do’a kita. Amin!!!
PANTASKAH KITA MENGELUH?
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an, Allah SWT. telah berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al Baqarah ayat 286).
Saudaraku…,
Berdasarkan ayat tersebut, sebenarnya kita juga bisa berpikir dari arah sebaliknya. Artinya, ayat tersebut sebenarnya juga menunjukkan bahwa seberat apapun beban hidup yang saat ini sedang mendera kita, pasti Allah telah siapkan bekal kepada kita untuk menghadapinya. Bukankah: ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya?”
Dengan demikian, jika pada saat ini kita sedang mendapati adanya beban hidup yang terasa kian berat, tantangan hidup dari hari ke hari yang terasa kian kompleks, masalah demi masalah yang datang silih berganti, ataupun kesulitan demi kesulitan yang seolah datang tiada henti, maka tidak sepantasnya bagi kita untuk mengeluhkannya. Karena dalam hal ini, pasti Allah telah siapkan bekal kepada kita untuk menghadapinya. Dengan kata lain, jika pada saat ini kita sedang mendapati adanya beban hidup yang terasa kian berat, maka hal itu semua justru sebagai pertanda bahwa Allah hendak memberikan kebaikan / nikmat / kekuatan / kemudahan / rezeki kepada kita.
Jadi, ketika cobaan datang silih berganti, maka seharusnya kita justru bertanya:
”Ya Allah, nikmat apa lagi yang hendak Engkau berikan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah nampak jelas di depan mata?”
”Ya Allah, kemudahan apa lagi yang hendak Engkau berikan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah begitu jelas di depan mata?”
”Ya Allah, rezeki apa lagi yang hendak Engkau anugerahkan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah sangat jelas di depan mata?”
”Ya Allah, dst...”
Saudaraku…,
Jika cara berpikir kita seperti ini, tentunya tidak ada alasan sedikitpun bagi kita untuk mengeluh, bagaimanapun situasi/kondisi yang sedang kita hadapi. Yang terjadi justru sebaliknya. Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan salah satu hadits qudsi dimana Ahmad, Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan, bahwa Allah berfirman: “Aku selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka untung baginya. Dan jika berprasangka buruk, maka ia akan terkena bahayanya”. Semoga bermanfaat! {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.
Post a Comment