Friday, June 15, 2007

~DAKWAH...DAKWAH...DAKWAH~

KEFAHAMAN TERHADAP DAKWAH ISLAMIYYAH
(Dari Madrasah Al-Imam Asy-Syahid Hassan Al Banna)

Kalau kita perhatikan lebih jauh, dakwah Islam hari ini memiliki beberapa
permasalahan yang tidak dapat kita ingkari. Yang sangat nyata adalah masalah
perselisihan di antara kelompok-kelompok dakwah. Seandainya permasalahan ini
dibiarkan berlarut-larut maka akan merugilah ummat Islam. Bila kita telusuri
lebih jauh, bebarapa pertanyaan mungkin akan muncul: adakah jalan yang jelas ke
arah mencapai tujuan? Apakah dakwah Islamiyah ini akan mampu bertahan dan
menghadapi berbagai tantangan dan penyelewengan yang telah dan akan terjadi?

APA TITIK TOLAK DAKWAH?

Kita memulai dengan menanyakan satu pertanyaan yang amat mendasar: Apakah titik
tolak dakwah itu? Seringkali kelalaian kita di dalam meresapkan arti titik
tolak dakwah ke dalam hati membawa kebinasaan terhadap dakwah. Banyak kejadian
dimana kefahaman terhadap titik awal dakwah telah pupus menyebabkan pupusnya
pula makna dakwah. Dan ini sering memberikan kesan negatif kepada du'at maupun
dakwah itu sendiri.

Dakwah seharusnya bermula pada jalan DAKWAH para NABI a.s. Mereka menyeru
manusia kepada subul-as-Salam (jalan kebahagiaan), menunjukkan manusia kepada
jalan yang lurus (sirat-al-Mustaqim), sehingga manusia menerima seruan Allah dan
Rasul-Nya. Dakwah Islamiyah berawal dari hati yang sadar bahwa inilah jalan
kita, yaitu untuk menyeru manusia kepada Allah sehingga mereka mengikuti jejak
langkah Rasulullah SAW.

Yang menjadi pemisah antara dakwah Islamiyah dengan jalan lain adalah petunjuk
Allah yang disampaikan melalui wahyu dan jalan (contoh) yang ditunjukkan oleh
Rasulullah SAW. Musuh kita yang sebenarnya adalah syaithan dan konco-konconya
yang menjelma melalui al-hawa' (hawa nafsu) yang ada di dalam diri kita serta
yang lebih nyata lagi adalah dalam bentuk jahiliyah yang zahir. Jahiliyah yang
sekecil-kecilnya dari dosa-dosa yang berupa keingkaran hingga kepada al-kabair
(dosa-dosa besar), bid'ah-bid'ah yang menyesatkan, nifaq (kemunafikan), serta
kekufuran kepada Allah. Jahiliyah inilah yang seterusnya lahir dan menjelma di
dalam bentuk keingkaran kepada Allah baik di dalam
bentuk undang-undang, negara, masyarakat, dan segala bentuk sistem yang bukan
berasaskan Islam.

Dakwah bukanlah semata-mata penentangan terhadap satu golongan, atau parti,
ataupun individu, dsb. Namun merupakan pertarungan yang telah lama ada, yaitu
semenjak penciptaan Adam a.s. dan keengganan Iblis untuk mematuhi perintah Allah
agar sujud kepada Adam. Pertarungan di dalam dakwah adalah pertarungan antara
yang haq dengan yang bathil. Inilah pertarungan para Anbiya a.s. semenjak nabi
Adam hingga Rasulullah saw. Inilah dia hakikat dawah yang perlu kita dukung.




KEFAHAMAN TERHADAP DAKWAH ISLAMIYYAH
(Dari Madrasah Al-Imam Asy-Syahid Hassan Al Banna)

BAGAIMANAKAH JALAN KERJA DAKWAH?

1. Dari manakah dimulainya?

Dakwah dimulai dari lahirnya sekelompok orang yang SADAR dan INSAF, serta yakin
akan tugas mereka, disamping IMAN yang tebal kepada Allah SWT. Dakwah
Rasulullah saw dibantu oleh para sahabah yang memiliki jiwa PENGORBANAN yang
tinggi untuk jalan Allah. Di dalam makna ini, Imam Al-Banna menjelaskan:

"Pembentukan suatu ummah, pendidikan suatu bangsa, pencapaian cita-cita,
dan pendukungan prinsip memerlukan kekuatan jiwa yang besar dari ummah atau
bangsa yang ingin mencapai cita-citanya itu. Kekuatan jiwa yang terjelma dalam
kemauan yang kuat dan tak mengenal lemah; kesetiaan yang terpadu, tak mudah
terpengaruh, dan tak kenal uzur; memiliki pengorban an yang tinggi yang tak
terhalang oleh perasaan tamak; mengenal serta mengimani dan memandang tinggi
terhadap prinsip perjuangan sehingga seseorang dapat memelihara diri dari
penyelewengan atau terpedaya oleh prinsip-prinsip lain"

Inilah dia sifat pribadi mereka yang mampu mendukung dakwah ini. Inilah dia
titik awal kerja dalam dakwah, yaitu melalui proses PEMBINAAN PERIBADI pendakwah
yang jitu; Sebagaimana permulaan dakwah Rasulullah SAW dengan membina pribadi
para da'i seperti yang tergambar dalam surat Al-Muzzamil yang mana Allah
memerintahkan mereka dengan latihan ibadah Qiyamullail (shalat Tahajjud) sebagai
persiapan menghadapi ujian dakwah yang penuh dengan berbagai cobaan di hari-hari
depannya.

2. Sumber kekuatan.

Dimanakah sumber kekuatan dakwah? Sebenarnya, kekuatan bermula dari kekuatan
IMAN, kemudian diikuti oleh kekuatan Ukhuwah Islamiyah, kemudian barulah diikuti
dengan kekuatan material dan organisasi.

"Kebanyakan orang menyangka bahwa timur kekurangan kekuatan material,
peralatan perang, dan perjuangan untuk mereka bangun menyaingi ummat yang telah
merampas hak dan menindas mereka. Anggapan ini ada benarnya, namun di sana ada
lagi sesuatu yang LEBIH PENTING yaitu kekuatan ruh yang terjelma dalam AKHLAK
yang tinggi, jiwa yang harmonis, mengetahui dan meyakini kebenaran, dan
pengorbanan demi menunaikan kewajiban"

Disamping kekuatan iman dan ukhuwah adalah kekuatan ilmu, syaksiah, badan, dan
kesatuan. Inilah yang menjadi kekuatan asasi. Setelah ini barulah diikuti
dengan kekuatan organisasi, media, ekonomi, dan militer. Adalah anggapan yang
keliru bahwa dakwah harus dimulai dengan kekuatan materi (kebendaan); karena
asas kekuatan awal adalah pribadi du'at itu sendiri, kemudian barulah diikuti
dengan kekuatan yang lain. Hakikat ini telah terbukti di dalam sejarah dakwah
itu sendiri.

3. Wasilah-wasilah (jalan-jalan kerja) dakwah
"Wasilah di dalam pembinaan dan pengukuhan setiap dakwah dapat dikenali
oleh siapa saja yang mengkaji sejarah jamaah. Intisari dari wasilah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:

IMAN DAN AMAL, KASIH SAYANG, dan PERSAUDARAAN"

"Wasilah umum dakwah ini tidaklah berubah, yaitu berkisar dalam tiga hal
berikut: IMAN yang mendalam, pembinaan (takwin) yang teliti, dan AMAL yang terus
menerus".."

"Adapun wasilah yang telah saya janjikan untuk dibicarakan adalah
terkandung dalam tiga rukun. Dan di sekitar tiga rukun inilah berputarnya
fikrah Ikhwanul Muslimin", yaitu: Manhaj (metodologi) yang benar, Mu'min yang
beramal, dan kepemimpinan yang cakap dan dipercaya.

Ringkasnya, jalan kerja dakwah dapat disimpulkan sebagai berikut:
keimanan yang kuat, persaudaraan yang kokoh, pembinaan (tarbiyah) atau
pembentukan yang teliti dan rapih, amalan yang tak putus-putusnya yang tak
mengenal lelah ataupun putus asa, disertai dengan panduan manhaj yang
bersumberkan sumber-sumber yang sahih, serta kepemimpinan yang mempunyai daya
juang dan kemampuan yang tinggi dan dapat dipercaya.

4. Berangsur-angsur (tadarruj) di dalam langkah kerja

Maksud tadarruj adalah kita TIDAK TERGESA-GESA dalam bekerja mencapai tujuan.
Segala amal harus disusun dan direncanakan mengikuti tingakatan-tingkatan atau
tahap-tahap yang ditentukan. Misalnya, upaya pembentukan harus didahulukan
daripada upaya-upaya lain di dalam medan yang lebih berat dan menantang.
"Perlu adanya kesungguhan dan amal, serta usaha pembinaan (takwin) setelah
kita melaksanakan upaya PENJELASAN kepada masyarakat umum. Kemudian diikuti
dengan upaya pengasasan setelah kita melasanakan usaha MENDIDIK"

Yaitu, upaya dakwah adalah bertahap: pertama, PENYAMPAIAN RISALAH; kemudian
diikuti dengan usaha pembinaan dan pembentukan saf-saf perjuangan Islam; dan
akhirnya mengasaskan kerja-kerja Islam:
"Sesungguhnya setiap dakwah perlu memiliki tiga marhalah: Marhalah di'ayah
(MENYERU) dan ta'rif (MEMPERKENALKAN), dan menyebarkan fikrah serta
menyampaikannya kepada masyarakat banyak. Kemudian diikuti oleh Marhalah takwin
(membentuk) dan memperbaiki ansar (pembantu dakwah), menyediakan anggota saf
dari mereka yang menyambut seruan tersebut.

Kemudian diikuti oleh marhalah pelaksanaan, amal, dan kerja yang
membuahkan hasil"

Kalimat diatas dapat difahami dengan mengingat bahwa marhalah yang dimaksud
adalah dari segi keutamaan tuntutan kerja dan bukan dari waktu. Yakni,
pekerjaan kita berawal dari penyampaian fikrah, diikuti dengan pembentukan
mereka yang menyambut, seterusnya diikuti oleh persediaan dan penglibatan secara
langsung dalam medan amal.

5. Kesempurnaan di dalam pelaksanaan (Takamul fi tatbiq)

Imam Al-Banna menyebutkan bahwa dakwah Islamiah BUKANLAH parti politik, namun
penegakan hukum ALlah adalah salah satu tugas kita. Dakwah bukan pula satu
mazhab fiqih, kuliah syara, atau institusi fatwa, namun lebih mementingkan
syari'ah. Demikian pula, dakwah bukan lembaga sosial, tetapi kita mementingkan
persoalan MENJAGA kebajikan masyarakat...

Singkatnya, dakwah Islamiah bukan hanya sebagian dari dakwah-dakwah itu, namun
meliputi keseluruhan makna tersebut. Inilah maksud kesempurnaan dalam
pelaksanaan: tumpuan dakwah bukanlah hanya sebagian permasalahan ummat saja,
melainkan harus mementingkan semua permasalahan ummah dalam kerja-kerja dakwah.




(Disusun oleh Omar Hj Salleh)

DAKWAH DAN TARBIYAH - WASILAH UTAMA DALAM PEMBENTUKAN UMMAH
------------------------------------------------------------------

Rasulullah saw memulakan jihadnya melalui dakwah dan Tarbiyah, bukan
terbentuk secara tiba-tiba atau kebetulan tanpa apa-apa persediaan dan
pembentukan bahkan Rasulullah saw menghadapi berbagai kesukaran dan
halangan dan terus berjihad sehingga terbentuk satu ummah yang terpuji
sebagai Khaira Ummah di abadikan didalam Al-Quran.

Seperti di tegaskan dalam Al-Quran ayat 110 Surah Al Imran maksudnya:-
Kamu adalah sebaik-baik ummah dikeluarkan untuk manusia seluruhnya, kamu
memerintah (menyuruh) kepada ma'aruf dan mencegah mungkar serta kamu
tetap beriman kepada Allah'

Rasulullah saw mula berdakwah dan membentuk ummah sejak di zaman Makkah
lagi. Baginda mendidik (mentarbiyah) sekumpulan jamaah mukminin yang
menjadi benih terbentuknya masyarakat yang baru (berbeza daripada
masyarakat jahiliyah). Ketika Rasulullah saw membentuk jamaah mukminah di
Makkah dimasa itu. Baginda menyedari bahawa peranannya lebih besar
daripada Makkah dan Semenajung Arab dan Risalah yang Baginda bawa bukan
semata-mata khusus untuk satu bangsa dan satu generasi bahkan Risalahnya
bersifat sejagat ('Alamiyah) dan halatujunya menghapuskan jahiliyyah dan
membina insaniah yang baru, menepati prinsip-prinsip Al-Quran dan ajarannya.

Ketika Baginda menjadikan kota Makkah sebagai markas dakwahnya, Baginda
tidak memulakan dengan membentuk daulah yang terdiri dari
pembesar-pembesar Quraisy bagi menundukkan seluruh orang Arab dan memaksa
mereka menerima prinsip-prinsipnya dengan kekerasan. Baginda tidak
melakukan demikian kerana Baginda bukan diutuskan untuk menghapuskan
kerosakan dengan mengundang kerosakkan lain dan bukan untuk memaksa
masyarakat menerima dakwahnya dengan kekerasan tetapi Baginda diutuskan
untuk menyampaikan Risalah Allah SWT dan mengajak semua manusia dengan
penuh hikmah serta dengan peringatan-peringatan yang baik. Serta sabar
bersama-sama orang-orang yang beriman membentuk jamaah yang menjalankan
kerja-kerja Islah agar mereka menjadi asas yang kukuh bagi kelahiran
masyarakat (generasi) baru (Generasi Mukmin).

Rasulullah saw memberi penekanan kepada Tarbiyah Jiwa/ Dhomir / Al
Wijdaan dan tarbiyah akhlak dan budi pekerti berteraskan keimanan/tauhid;
kerana inilah asas sebenarnya bagi pembinaan ummah yang menjamin
masyarakat dan Daulah daripada berlaku penyelewengan, kezaliman dan
kerosakan. Ilmu perlembagaan, dan undang-undang serta deen undang-undang
serta peratusan semata-mata belum cukup untuk mcmbina ummah tanpa dididik
jiwa dan akhlaq masyarakat.

Sehubungan ini Al Quran telah menegaskan dalam surah Al Ra' ad ayat 11,
maksudnya"-

' Sesungguh Allah SWT tidak mengubah apa yang terdapat pada sesuatu kaum
itu sehingga mereka mngubah apa yang terdapat dalam jiwa mereka.'

Ustaz Mohd Syadid dalam kitabnya Al Jihad Fil Islam menjelaskan bahawa
inilah jalan membentuk dan membina ummah serta membangunkan tamaddun dan
kemajuan. Pengislahan masyarakat tidak akan sempurna melainkan di mulakan
dengan jiwa masyarakat itu sendiri.... kerana itu maka medan Islam yang
pertama ialah 'alam jiwa dan dhamir., dan wasilahnya yang pertama dan
utama untuk sampai kepada matlamat ialah AtTarbiyah,.'

Wassalam.

No comments: